Existere – Sebuah Potret Kehidupan Kupu-kupu Malam

Existere – Sebuah Potret Kehidupan Kupu-kupu Malam


Judul Buku   : Existere

Penulis          : Shinta Yudisia

Penerbit        : Lingkar Pena Kreativa

Harga buku  : Rp. 55.000,-

Secara Garis besar buku ini menceritakan tentang kehidupan kupu-kupu malam. Bagaimana mereka menjadi, bertahan dan menjalani kehidupannya.  Jamilah seorang gadis desa yang lugu, dengan kehidupan yang sangat jauh dari kecukupan harus menjadi tulang punggung bagi ke…adik serta orang tuanya yang sudah renta. Pekerjaannya sebagai buruh pabrik tenun dengan gaji mingguan belumlah cukup untuk menghidupi keluarganya.

Disisi lain Nyonya Hepi Waluyo, seorang wanita karir yang sukses, cantik, energik dan berkarakter, suaminya adalah seorang lelaki yang tampan dan bertubuh atletis, namun bisa dikategorikan masuk dalam kelompok Suami-suami Takut Istri. Sehingga setiap keputusan yang diambil adalah hasil dari titah sang istri. Almaida merupakan anak ke-2 mereka, kecantikannya mewarisi sang ibu akan tetapi tidak kecerdasannya. Meski sudah berbagai guru private didatangkan namun nilai kelulusannya tetap empat koma. Hal ini yang membuat Hepi selalu membandingkan dengan Andre kakaknya. Akhirnya guna menutupi aib keluarga, maka Almaida di sekolahkan di pesantren

Ochi seorang mahasiswa fakultas psikologi di salah satu universitas swasta di Surabaya, berotak encer, anak orang kaya pula.merasa ingin mencari kehidupan yang berbeda dengan apa yang ia jalani sekarang ini.. “Aku ingin merasakan jadi orang susah” katanya suatu hari. Ochi sahabat dekat Vanya, seorang gadis miskin yang harus menjadi tulang punggung keluarganya yang telah broken home.Sehingga dengan terpaksa demi mendapatkan biaya berobat Lila adiknya Vanya menjalani kehidupan sebagai penari striptease di sebuah klub. Mendengar cerita Vanya, sungguh Ochi tidak pernah menduga bahwa sahabat dekatnya yang cantik dan tidak memiliki binar mata binal itu ternyata penari striptease.

Pabrik tenun tempat Jamilah bekerja pun mengalami kebangkrutan, bahkan untuk gaji dan pesangon karyawan pun tidak diberikan. Himpitan ekonomi ditambah lagi beban malu keluarga karena Jamilah dituduh suka merayu anak orang demi untuk mendapatkan utang, bahkan tuduhan yang paling menyakitkan yaitu keluarganya dituduh keluarga maling dan Lonte, membuat Jamilah memutuskan untuk pergi ke kota Surabaya, menuruti ajakan Endah temannya yang sudah lebih dulu bekerja di Surabaya. ” Apa salahnya mengadu nasib di kota ” pikirnya. ” Apa aku bisa minta tolong dicarikan kerja mbak?” pinta Jamilah kepada Sonya, gadis cantik yang baru dikenalnya semenjak tinggal di Surabaya, karena sudah dua bulan berlalu ternyata Jamilah tidak juga mendapatkan pekerjaan seperti yang di janjikan Endah. Bahkan Endah sama sekali tidak pernah menemuinya lagi. Jamilah dititipkan di rumah petak bersama Sonya, Lola, dan Rere, setiap hari Jamilah mengurus rumah kecil itu tanpa sistem gaji yang jelas. Ditengah kebimbangan Jamilah antara butuh pekerjaan dan tawaran pekerjaan yang diberikan Sonya, akhirnya Jamilah pun memilih kehidupan sebagai kupu-kupu malam.
Dengan modal tanah wakaf dari ayahnya akhirnya Ochi mampu mendirikan Dream Land lebih disingkat DeL. Disini pulalah Ochi berkenalan dengan Yassir, mahasiswa sastra yang bersedia menjadi relawan. Ochi, Vanya, dan Yassir adalah orang-orang yang membesarkan DeL. Seringnya aktivitas bersama membuat semakin akrab saja hubungan mereka, sampai suatu hari Ochi mengatakan pada Vanya bahwa ia bersedia menjadi pendamping Yassir. Bagai disambar petir Vanya mendengarnya, bagaimana tidak.. karena Vanya sendiri juga sangat mengharapkan Yassir, namun akhirnya Vanyalah yang mengalah, karena dia merasa kurang pantas untuk mendampingi Yassir seorang laki-laki yang sholeh. Demikianlah sampai akhirnya pesta pernikahan Qoshiratut Torfi dan Muhammad Yassir pun dilangsungkan.

Jamilah kini lebih akrab dengan panggilan Kamila atau Mila telah jauh berubah, dari penampilannya, gaya bicara, cara pandang, bahkan gaya hidupnya. Sasaran Mila adalah om-om kelas atas. Semua ini tidak lepas dari peran serta Jean yang tidak lain dan tidak bukan adalah mucikari-nya. Jean tidak pernah memaksa anak buahnya, yang dilakukannya adalah merubah pemikiran dan cara pandang, sehingga tanpa pemaksaan anak buahnya pun melakukan pekerjaan ini dengan suka rela. Lewat Jean juga-lah Mila berkenalan dengan Pak Waluyo ayah Almaida, ketidakberdayaan Pak Waluyo dalam mengendalikan istrinya membuat dia mencari kupu-kupu malam sebagai “pelampiasannya”, meski hanya sebagai teman bercerita guna meluapkan perasaannya karena Hepi sang istri terlalu tinggi untuk memposisikan diri sebagai pendengar.Bahkan sekembalinya Maida setelah menyelesaikan sekolah pesantrennya Waluyo sendirilah yang mengenalkan Maida dengan Mila. Sampai akhirnya Mila akrab dengan Maida, karena usia mereka yang tidak terpaut jauh maka yang dirasakan Maida yaitu ia seperti mendapatkan seorang kakak. Dari Maida-lah Mila mendapatkan banyak hal, mengenai nilai kehidupan sampai akhirnya sedikit menyadarkannya akan dosa-dosa yang telah diperbuat, tapi sayang tekad untuk keluar dari lembah nista itu belum didukung oleh keberanian untuk menanggung resiko. Resiko menerima banyak pertentangan, ancaman, bahkan nyawa yang terancam, disamping resiko gaya hidup yang harus dirubah dari high class menjadi low class atau bahkan gelandangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *